Header Ads

Atraksi Apalagi Dari Saham BUMI?

Sepak terjang saham PT. Bumi Resources, Tbk ( BUMI ) dikancah pasar modal menjadi PRIMADONA sepanjang masa. Mulai dari di puja-puji tahun 2007, sampai di maki dan di sumpahin para investor di tahun 2008. Penurunan harga batu bara, krisis ekonomi 2008, dan buruknya manajemen perusahaan membuat kinerja BUMI hancur lebur menuju harga Rp 50,-. Jika ada harga lebih rendah, maka BUMI tentu akan turun terus sampe ke dasar jurang terdalam.

Well, saham BUMI menjadi saham sejuta umat yang membuat banyak investor " nyangkut " dan terpaksa menanggung rugi yang sangat banyak. Namun siapa sangka di tahun 2016, BUMI mulai menunjukkan " taring " untuk kembali " BERATRAKSI " di pasar modal. BUMI terkenal dengan utangnya yang segunung. Isu pailit terus berhembus dan saya yakin investor yang sudah terlanjur " sakit hati " sangat mendukung kebangkrutan saham BUMI. Namun siapa sangka, aktor hebat di balik BUMI ternyata mampu membawa BUMI menuju titik terang. Restrukturisasi utang 35 Triliun dengan opsi konversi utang menjadi saham telah menjawab semua " derita " yang selama ini mendera perusahaan ini. 

Saham BUMI perlahan merangkak dari " tempat tidur abadi " menuju harga Rp 500,-. Namun apa daya, sahamnya masih tetap bertahan dibawah Rp 500,- hingga masa right issue selesai. Harga penebusan Rp 900,-an belum pernah tercapai di pasar. Malahan hingga artikel ini di tulis, saham BUMI malah terperosok sangat dalam.

So, Atraksi Apalagi Dari Saham BUMI?

Saya memiliki analisis  sendiri untuk saham BUMI ini. Dalam pandangan saya, saham BUMI ini hanya melakukan aksi akrobatik  yang membuat para investor mulai kalang kabut. Naik turun hingga batas support Rp 300,- telah jebol. Investor dan trader sudah banyak yang " lari " dari saham ini.

Tapi, saya rasa ini hanya aksi sementara. Kalau menurut Warren Buffet Indonesia, Bapak Lo Kheng Hong ( LKH ), jumlah cadangan batu bara saham BUMI merupakan yang terbesar di Indonesia. Jika dikurangi dengan utang yang 35 Triliun sebelum rekstrukturisasi sama biaya operasional, maka harga saham BUMI yang dulu Rp 50,- sangat tidak wajar. Harga wajarnya tidak mungkin segitu. Apalagi setelah restrukturisasi utang, maka otomatis beban bunga juga akan mampu ditekan. Apalagi harga batu bara dunia masih berada diatas $90, ini sangat mendukung kinerja BUMI. Saya sangat yakin bahwa BUMI ini mampu menuju Rp 1.000,- per lembar saham dalam waktu yang tidak bisa ditebak. Kreditur juga pasti kecewa dong sudah ditukar utangnya dengan saham tapi harga sahamnya malah turun. Pasti ada perjanjian-perjanjian " terselubung " di balik konversi ini dengan para kreditor.

Terlepas dari semua itu, ini hanyalah pandangan dan analisis saya. Kalau kita hitung secara fundamental dibandingkan dengan seluruh cadangan batu bara perusahaan, maka anda akan menemukan " permata " di saham ini. Namun yang menjadi masalah adalah MANAJEMEN, MANAJEMEN dan MANAJEMEN! Manajemen yang reputasinya sudah tercoreng sangat sulit untuk membuat kebanyakan investor kembali ke saham ini.

So, semua ini merupakan keputusan investasi anda. Jadilah investor yang bijak dan selalu memahami serta memiliki alasan di setiap membeli saham.

Jika anda mau menelusuri lebih lanjut pandangan tentang saham BUMI, maka bisa berkunjung di artikel KONTAN.



Disclaimer : Penulis hanya menyampaikan gagasan dan analisis sederhana. Penulis tidak mengajak untuk membeli ataupun menjual saham ini setelah anda membaca artikel ini. Segala keputusan yang diambil merupakan tanggung jawab pribadi. Penulis tidak akan bersedia menanggung segala kerugian yang timbul.


Sumber Gambar :



No comments