Header Ads

Sebuah Pandangan : WSBP di Mata Kampus Investor


Penutupan perdagangan pada hari senin, saham anak BUMN, PT. Waskita Karya Beton Precast, Tbk (WSBP) ditutup menguat 18 poin, dari harga 422 menuju 440. Namun sehari setelah itu atau tepatnya penutupan perdagangan kemarin, Selasa, 12 September 2017, harga saham induk, PT. Waskita Karya, Tbk (WSKT) dan WSBP turun sangat dalam. Tidak tanggung-tanggung, saham WSBP sampai menyentuh harga 400, yang mana saya menilai sebagai titik support WSBP yang baru. Saham induk, WSKT, juga turun dalam hingga 11% lebih. Kenapa ini terjadi? Alasannya karena perusahaan induk baru mengumumkan bahwa divestasi ruas toll tidak jadi dieksekusi karena tidak sesuai harapan (masalah harga).

Well, saham WSBP WSKT langsung masuk trending di forum saham terbesar di Indonesia. Saya membaca banyak pro kontra. Ada yang percaya bahwa ini merupakan peluang terbaik untuk mengoleksi dan ada yang berkata bahwa sudah tidak ada harapan di saham ini ( alias CUT LOSS saja ).

Oleh sebab itu, saya membagi beberapa poin yang saya pahami, tetapi sekali lagi bukan bermaksud mengajak untuk membeli atau menjual suatu emiten. Ini hanya pandangan penulis secara luas tanpa adanya intervensi dari pihak manapun.

Okey, ada beberapa hal menarik yang saya temui di saham WSBP dari berbagai aspek. Karena Kampus Investor merupakan portal saham yang lebih melatih psikologi, maka lebih banyak akan saya bahas disana, namun tidak menutup kemungkinan ada beberapa aliran analisis yang saya masukan.

  • Direktur Utama WSKT Memborong Saham WSKT dan WSBP
Berita ini sudah banyak beredar di media masa, dimana SANG PENGEMUDI UTAMA perusahaan semakin banyak membeli saham ini. Beliau jelas sangat tau apa yang terjadi di dalam perusahaan. Beliau tentu tau atas segala risiko baik buruknya perusahaan yang ia pimpin. Membeli saham perusahaan yang dipimpin memang sudah banyak melakukan yang sama. Namun jika satu boss induk membeli saham induk plus anak, maka ada sesuatu TANDA TANYA yang perlu kita cermati. Secara psikologis, Pak Direktur sangat yakin dengan perusahaan yang dia pimpin. Sesusah apapun perusahaan tersebut, pasti beliau akan bekerja keras karena dia merasa memiliki bukan?

  • Asing Malah Melakukan Net BUY di Saham WSBP

Berdasarkan data dari Dunia Investasi, pada saat terjadi KEPANIKAN JUAL, asing membeli sekitar 7% dari total volume harian. Hal ini membuktikan bahwa ditengah guyuran yang tinggi di kedua emiten ini, saham WSBP masih ada yang berminat. Kita lihat lagi perkembangan foreign volume WSBP di hari berikutnya. Jika volumenya meningkat, maka saham ini memiliki sebuah TANDA TANYA lagi sehingga asing rela membelinya.

  • Proyek Pembangunan Infrastruktur Semakin Gencar
Sudah tidak usah dipungkiri lagi bahwa proyek-proyek infrastruktur terus di percepat. Pembangunan terjadi dimana-mana. Pemerataan di semua wilayah menjadi katalis positif WSBP, karena dialah penyedia beton siap pakai yang terbesar di Indonesia. Memang banyak analis berkata bahwa proyek karya akan banyak membutuhkan dana di awal untuk memulai sebuah proyek. Begitupun yang dialami WSKT, yang harus menjual ruas toll untuk mendapatkan dana segar. Dana ini akan dipakai kembali untuk the next project. Namun kegagalan divestasi inilah yang membuat pasar bereaksi tajam. Karena di dalam benak mereka, WSKT butuh dana buat proyek baru, padahal utang mereka sudah numpuk, sulit menambah kontrak dan sulit menambah pinjaman. Oleh sebab itu, manajemen juga berencana melakukan penerbitan obligasi. Namun ini juga masih mengalami defisit anggaran. Jika divestasi tidak berjalan sesuai rencana, maka pilihan terakhir adalah mengIPOkan anak usahanya. Artinya begini, menurut saya, memang perusahaan sangat membutuhkan uang, dana segar untuk terus mengerjakan proyek-proyek yang BERLIMPAH ini. Tapi jika kita lihat dari kacamata psikologis, perusahaan ( dalam hal ini manajemen ) berusaha untuk mencari jalan atau solusi terbaik untuk terus melakukan kegiatan operasinya. Perusahaan tidak tinggal diam hanya menunggu " SUAPAN " dari negara. Ini yang kita apresiasi

Banyak hal yang menarik menurut saya. Saya tidak jago bahkan expert di dalam fundamental saham. Prinsip investasi saya adalah membeli masa depan. Rasio-rasio merupakan dasar utama, namun bukan yang terutama. Yang paling utama adalah melihat rasionalitas. Melihat dari berbagai sudut pandang. 

Karena setiap pribadi memiliki ciri khas tersendiri dalam menganalisis suatu saham, maka tidak ada yang bisa mengatakan bahwa analisisnya paling benar - Renaldo Ndona

Sekian artikel kali ini, jika ada pendapat pro kontra silahkan dengan senang hati kita berdiskusi.
Sekali lagi, baca DISCLAIMER di blog ini agar lebih memahami sebelum menyelami :)

Semoga bermanfaat, Salam Kampus Investor


 Sumber Gambar :



No comments