Header Ads

Hebat Ya Trader! Sampai Buat Malaikat Bingung


Mahasiswa Investor yang sangat saya banggakan. Di dalam dunia ini pasti selalu bertemu dengan PILIHAN. Antara mau yang A atau B, semua tergantung pada diri kalian. Ingat, SEMUA TERGANTUNG PADA DIRI KALIAN!

Disini, Kampus Investor, saya selalu menekankan arti sebuah mentalitas sejati dalam setiap pribadi. Di pasar modal tidak melulu harus mengerti fundamental, mengerti teknikal, mengerti apapun yang membuat kita merasa sudah menjadi MASTER SAHAM. Tapi ingat, kunci keberhasilan sesungguhnya adalah ketika kita mampu menguasai emosi dalam diri kita untuk tetap menjadi seperti diri kita sendiri.
Saya kembali berbagi informasi yang saya kutip dari Saham Pemenang, dimana catatan ini mungkin mampu membuat kita lebih sadar akan arti sesungguhnya PERTEMPURAN.



Hebat ya trader, sampai Malaikatpun dibuat bingung. Bagaimana tidak bingung? Saat permohonannya dikabulkan ( saham naik ), bukannya mengucap syukur dan berterima kasih pada sang penyelenggara rejeki ( Tuhan ), tetapi justru tambah galau. Kalau dijual naik lagi bagaimana? Kalau tidak dijual turun lagi bagaimana?

Apalagi saat sahamnya turun, bayangkan? Naik saja galau apalagi turun.

Sahan konsolidasi alias parkir lama ditempat? Yang ini tidak galau? Sama saja. Kalau dilepas dia malah terbang seperti burung. Kalau dikurung dia terus diam dan murung.

Itu kalau punya posisi, kalau lagi full cash berarti tidak galau? Sama saja. Saham naik curiga jebakan batman, saham turun juga curiga mau dikurung bandar. Jadi penonton juga galau takut tertinggal.

Malaikat sebenarnya tidak bingung, hanya tersenyum melihat " volatilitas " emosional para trader, sambil ngopi dan nge-joke :
Terus karepe piye? Sahamnya mau dibikin naik, turun atau parkir di tempat

Sahabat, dalam kitab strategi perang tersohor, dikatakan bahwa daratan lebih penting daripada cuaca. Tetapi diatas semuanya, faktor manusia yang terpenting.

Artinya : Mentalitas adalah faktor penentu kemenangan dari setiap pertempuran pasar.





So, Mau menjadi sendiri atau selalu menjadi boneka yang dikendalikan orang lain? Masih maukah bergerak karena mengikuti hembusan angin? Bukannya pelaut yang hebat selalu membawa kapalnya melawan derasnya gelombang? 

Maknai arti sesungguhnya :)



No comments